Belum jelas apakah perempuan tersebut akan baru datang atau akan meninggalkan Korsel.
Insiden tersebut terjadi di tengah krisis perawatan kesehatan di Korsel lantaran ribuan dokter muda melakukan aksi mogok sejak Februari 2024. Mereka memprotes rencana pemerintah untuk menambah jumlah penerimaan dokter di fakultas kedokteran guna mengatasi kekurangan dokter di bidang-bidang penting seperti spesialis anak, kebidanan, kedokteran darurat, dan bedah toraks.
Aksi mogok tersebut menyebabkan gangguan layanan di rumah sakit penjuru Korsel, termasuk penolakan di ruang gawat darurat.