Pengumuman tersebut mengubah secara dratis kebijakan AS terhadap Suriah, termasuk, sikap Trump terhadap Al Sharaa, seorang mantan tokoh Al Qaeda. AS pernah mengadakan sayembara untuk kepala Al Sharaa sebesar 10 juta dolar AS atau sekitar Rp166 miliar hingga dicabut pada Desember lalu setelah tumbangnya pemerintahan Bashar Al Assad.
Trump takjub dengan kemampuan dan kepemimpinan Al Sharaa sehingga mampu menggulingkan rezim Assad yang sudah berkuasa puluhan tahun. Bahkan tak butuh waktu lama bagi kelompok yang dipimpin Sharaa, Hayat Tahrir Al Sham (HTS) untuk merebut satu demi satu kota penting sampai akhirnya menaklukkan Damaskus, memaksa Presiden Bashar Al Assad kabur ke Rusia.
Sharaa memimpin kelompok HTS yang di masa lalu berafiliasi dengan Al Qaeda sebelum memutuskan hubungan pada 2016. HTS saat ini masih ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh PBB, AS, dan Inggris.
"Saya kira dia punya potensi. Pria tangguh," ujarnya lagi, menggambarkan sosok Sharaa, saat pertemuan di Riyadh.