JAKARTA, iNews.id - Gencatan senjata antara pejuang Palestina Hamas dengan Israel yang diumumkan Qatar, Rabu (22/11/2023) mendapat sambutan luas. Kedua pihak menyepakati gencatan senjata kemanusiaan 4 hari serta pertukaran sandera dengan tahanan selama periode tersebut.
Hamas akan membebaskan 50 sandera warga sipil, yakni perempuan dan anak-anak, yang dibawa dari Israel dalam serangan pada 7 Oktober lalu. Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan 150 perempuan dan anak-anak Palestina yang dikurung di penjara-penjara Negeri Yahudi.
Gencatan senjata kemanusiaan ini juga menjadi kesempatan bagi masuknya bantuan untuk para korban perang di Jalur Gaza. Selain itu juga memberikan penanganan para korban atau pasien yang telantar di rumah sakit karena minimnya obat-obatan.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyambut baik gencatan senjata. Meski demikian, dia berharap ada solusi lebih luas lagi untuk mengakhiri konflik Hamas-Israel, bukan hanya sementara.
"(Pemerintahan Abbas) Mengapresiasi upaya mediasi yang dilakukan Qatar-Mesir. Implementasi dari solusi politik yang berdasar pada legitimasi internasional," demikian keterangan pejabat senior Palestina, Hussein Al Sheikh, di media sosial, seperti dilaporkan kembali Reuters.