LONDON, iNews.id – Upaya pembunuhan terhadap mantan agen ganda Rusia, Sergei Skripal, berbuntut panjang. Skripal yang pernah menjadi agen intelijen militer Rusia, GRU, itu diduga diserang menggunakan senjata kimia saat sedang bersama anak perempuannya, Yulia, di sebuah pusat perbelanjaan di Salisbury, Inggris, pada Minggu 4 Maret 2018.
Keduanya saat ini masih dalam kondisi kritis di ruang ICU.
Pria berusia 66 tahun itu merupakan intel Rusia yang berkhianat dengan membocorkan rahasia ke Inggris pada era Perang Dingin. Skripal mendapat suaka politik di Inggris pada 2010 setelah pertukaran tahanan dengan Rusia.
Inggris mencurigai Rusia berada di balik serangan menggunakan bahan kimia terhadap Skripal dan anak perempuannya berusia 33 tahun.
“Ini jelas, bahwa Rusia, saya khawatir, sekarang dalam banyak hal merupakan kekuatan yang tidak wajar dan mengganggu, dan Inggris, akan memimpin seluruh dunia, untuk melawan aktivitas tersebut,” kata anggota parlemen Inggris, Johnson, seperti diberitakan Reuters, Rabu (7/3/2018).
Dia menambahkan, jika Rusia terbukti berada di balik serangan terhadap Skripal, maka ke depannya akan sulit mengharapkan hubungan kedua negara bisa harmonis. Bahkan, kata dia, bisa saja Inggris membatalkan keikutsertaannya dalam Piala Dunia di Rusia pada Juni hingga Juli mendatang.