Menanggapi komentar Erdogan tersebut, juru bicara pemerintah Yunani Yiannis Economou mengatakan Athena tidak akan terlibat dalam konfrontasi pernyataan dengan kepemimpinan Turki.
“Kebijakan luar negeri Yunani sangat didasarkan pada sejarah, hukum internasional, dan aliansi kami mungkin mengganggu sebagian orang,” katanya.
Yunani dan Turki merupakan sekutu NATO tetapi memiliki hubungan yang tegang karena banyak masalah. Salah satunya klaim batas maritim yang bersaing sehingga memengaruhi hak eksplorasi energi di Mediterania timur.
Ketegangan berkobar pada 2020 atas hak pengeboran eksplorasi di daerah-daerah di Laut Mediterania. Yunani dan Siprus mengklaim zona ekonomi eksklusif mereka sendiri, yang mengarah ke kebuntuan angkatan laut.
Turki juga mengklaim Yunani melanggar perjanjian internasional dengan memiliterisasi pulau-pulau di Laut Aegea. Athena mengatakan perlu mempertahankan pulau-pulau yang banyak di antaranya terletak dekat pantai Turki dari serangan potensial menggunakan armada besar kapal pendarat militer Turki.
Pejabat dari kedua negara melanjutkan pembicaraan eksplorasi pada tahun 2021 setelah jeda lima tahun untuk meletakkan dasar bagi negosiasi formal untuk memulai. Sayang hal itu belum membuat banyak kemajuan.
Erdogan juga menegaskan kembali bahwa Turki melakukan kesalahan dengan menerima kembali Yunani ke dalam sayap militer NATO pada 1980. Pemimpin Turki itu juga baru-baru ini mengecam permintaan Swedia dan Finlandia untuk bergabung dengan NATO. Turki dengan tegas mengatakan tidak akan mendukungnya.