Sebelumnya, pihak berwenang mensterilkan lokasi di dekat mulut gua sebagai persiapan evakuasi. Lebih dari 1.000 jurnalis berada di lokasi itu untuk meliput proses penyelamatan.
"Semua orang yang tidak terlibat dengan operasi ini harus keluar dari area secepatnya," kata seorang polisi, melalui pengeras suara.
Mengevakuasi para korban dalam kondisi gua banjir sangat berisiko. Bahkan sebelumnya Narongsak meragukan opsi ini dengan menyebutnya sebagai mission impossible. Apalagi, sebagian besar para korban tak bisa berenang.
Tewasnya anggota tim penyelamat yang juga mantan prajurit Angkatan Laut Thailand membuktikan bahwa orang yang sudah ahli sekalipun belum tentu bisa berkompromi dengan kondisi gua.
Operasi penyelamatan ini, lanjut Narongsak, sudah dipertimbangkan matang. Salah satu pertimbangannya adalah prakiraan cuaca dan curah hujan. Pada Sabtu kemarin curah hujan di gua sangat ringan, sehingga air yang masuk tak banyak.
"Tidak ada hari lain yang kami siap selain hari ini. Jika tidak, kami akan kehilangan peluang," ujarnya.
Jika tidak diselamatkan, hujan deras yang berkelanjutan di kemudian hari dapat menaikkan permukaan air naik ke tempat para korban, sehingga mengurangi area aman menjadi kurang dari 10 meter persegi saja.