Desak-desakan di antara kerumunan massa terjadi setelah sang pendeta mengakhiri pertemuan doa—yang dikenal sebagai Satsang—itu dan semua orang mulai meninggalkan lokasi. Tidak adanya pengaturan terhadap jemaat membuat mereka berebutan keluar hingga menimbulkan kericuhan.
Aparat berwenang pada awalnya menyebutkan korban jiwa dalam insiden itu berjumlah 27 orang. Selain itu ada 150 orang yang terluka. Sejak itu, ada beberapa kali pembaruan data yang dilakukan hingga pada Selasa (2/7/2024) malam jumlah korban tewas mencapai 116 jiwa.
Sebagian besar korban meninggal dunia adalah perempuan. “Di antara korban tewas juga terdapat sedikitnya tiga anak,” ungkap stasiun televisi NDTV dalam laporannya, dengan mengutip pihak berwenang Uttar Pradesh, Selasa malam.
Menteri Kepala Uttar Pradesh, Yogi Adityanath, menyampaikan belasungkawa dan memerintahkan penyelidikan atas insiden tersebut. Sementara Perdana Menteri Narendra Modi juga mengungkapkan rasa simpatinya kepada keluarga yang berduka dan para korban luka.
“Saya meyakinkan semua orang melalui Parlemen ini bahwa para korban akan dibantu dengan segala cara,” ucap Modi saat berbicara di parlemen, kemarin, seperti dikutip The Indian Express.
PM Modi juga telah mengumumkan santunan sebesar 200.000 rupee (hampir Rp40 juta) untuk keluarga setiap korban yang meninggal. Sementara untuk setiap korban luka akan mendapat bantuan sebesar 50.000 rupee (hampir Rp10 juta).