Dia mendengar dari temannya bahwa seorang pria penderita HIV menawarkan Kaletra secara gratis kepada orang yang diduga terinfeksi virus korona.
"Ketika Anda ditinggalkan sendiri, melihat bayangan kematian dari jauh, saya rasa tidak ada seorang pun bisa merasa tenang," kata Devy, dikutip dari Reuters, Kamis (6/2/2020).
"Anda bisa mencoba berbagai hal untuk menyelamatkan dirimu kan?" kata dia.
Tingginya minat terhadap obat-obatan itu juga membuka peluang ekonomi.
Gatsby Fang, agen obat China, mengaku telah memesan Kaletra versi generik dari India pada 23 Januari.
Dia menjual setiap botol Kaletra seharga 600 yuan atau bsekitar Rp1,1 juta dengan keuntungan 200-300 yuan per botol. Obat itu terjual habis dalam 2 hari.
Konsumennya termasuk pasien yang terinfeksi, dokter-dokter yang praktik di Hubei, serta mereka yang tidak membutuhkan obat namun berpikir sebagai langkah preventif.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa belum ada pengobatan yang efektif untuk melawan virus korona, termasuk obat bagi penderita HIV.