Keputusan AS ini tak lepas dari peran China yang semakin menunjukkan dominasinya di Pasifik, termasuk Laut China Selatan. China menggelontorkan miliara dolar AS untuk membangun infrastruktur, termasuk militer, di pulau-pulau Pasifik yang sebenarnya masih disengketakan.
Langkah AS untuk hadir di Papua Nugini juga tak lepas dari laporan hadirnya China di Vanuatu. Ada kemungkinan China membuka pangkalan militer di sana.
Australia mengkritik 'diplomasi lunak' China di kawasan serta upaya mereka untuk meningkatkan pengaruh. Namun Perdana Menteri Australia Scott Morrison memperingatkan konfrontasi ini tidak boleh merusak hubungan China dengan AS.
"Tak bisa dihindari, dalam periode mendatang, kami akan mengarahkan kompetisi strategis AS-China di tingkat yang lebih tinggi," kata Morrison.
Australia kini berada di tengah konflik geopolitik abad ke-21, pertempuran untuk merebut pengaruh di Pasifik Selatan.