ONTARIO, iNews.id - Sebanyak 800 juta orang di dunia diprediksi akan kehilangan mata pencarian pada 2030 karena pekerjaan mereka digantikan oleh robot. Studi yang dilakukan di 46 negara melibatkan 800 bidang pekerjaan yang dilakukan McKinsey Global Institute menyebut, 20 persen atau satu per lima angkatan kerja di dunia akan terkena dampaknya.
Menurut Mckinsey, satu per tiga tenaga kerja di negara-negara kaya seperti Jerman dan Amerika Serikat perlu dilatih untuk mencari lapangan pekerjaan lain. Negara maju akan merasakan dampak paling parah dari automatisasi ini.
"Operator mesin dan pekerja di bidang makanan akan terkena dampak paling parah," demikian keterangan McKinsey Global Institute, seperti dikutip dari BBC, Kamis (30/11/2017).
Dampak besar dari automatisasi ini diprediksi hanya terjadi di negara maju. Sementara negara miskin, karena mereka kesulitan menyediakan investasi besar untuk pengadaan robot, sedikit merasakan dampaknya.
McKinsey melaporkan, di India hanya sekitar 9 persen pekerja yang terkena imbas kehadiran robot.
Disebutkan lagi, pekerjaan yang rentan digantikan robot adalah pialang, praktisi hukum, akuntan, dan beberapa pekerjaan staf kantor. Sementara pekerjaan yang mengharuskan interaksi antarmanusia seperti dokter, pengacara, guru, dan bartender, kurang terpengaruh oleh automatisasi.
Selain itu, pekerjaan dengan upah rendah, seperti di bidang perkebunan, tukang ledeng, dan tenaga servis elektronik, juga kurang terpengaruh.
Di Amerika Serikat saja, 39 juta sampai 73 juta pekerjaan dapat digantikan oleh robot pada 2030. Namun McKinsey yakin sekitar 20 juta dari mereka yang kehilangan pekerjaan dapat dengan mudah berpindah ke industri lain.
Industri global memang akan terus menghadapi transisi teknologi. Tapi McKinsey yakin bahwa fenomena ini akan disertai dengan munculnya jenis pekerjaan baru. Dia mencontohkan saat komputer hadir pada 1980-an muncul lapangan pekerjaan baru di bidang teknologi dan bisnis online.
Akhirnya, McKinsey merekomendasikan agar pemerintah-pemerintah menggelar pelatihan untuk pekerja menjelang derasnya gelombang automatisasi pada 2030.