Perang di Ukraina telah memicu krisis terdalam pada hubungan Rusia dan Barat sejak Krisis Rudal Kuba 1962. Presiden Rusia Vladimir Putin pun memperingatkan bahwa Barat berisiko memicu perang nuklir jika mereka berani mengirimkan pasukan untuk berperang di Ukraina.
Putin menganggap keputusannya mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada Februari 2022 sebagai operasi militer khusus yang dirancang untuk mengamankan keamanan Rusia terhadap kepemimpinan Ukraina yang semakin bermusuhan dan didukung AS. Sementara Kiev menyebut pihaknya mempertahankan diri terhadap perang penaklukan gaya imperialisme yang dirancang Rusia untuk menghapus identitas nasional Ukraina.
Masih dalam artikelnya, Zarudnitsky menganjurkan sejumlah perubahan dalam cara Rusia mengatur militer dan keamanannya. Beberapa rekomendasinya tersebut antara lain memberikan perhatian yang lebih besar kepada negara-negara sahabat demi menjamin keamanan Rusia sendiri; serta mengonsolidasikan seluruh masyarakat Rusia seputar kebutuhan pertahanannya.