WASHINGTON, iNews.id - Gedung Putih menegaskan Rusia masih menjadi ancaman bagi Amerika Serikat (AS), di tengah kontroversi pernyataan Presiden Donald Trump di Helsinki, Finlandia.
Saat konferensi pers bersama Putin, Trump tidak setuju dengan pernyataan terkait penyelidikan intelijen AS yang menyebut Rusia ikut campur tangan dalam pilpres AS 2016. Dia cenderung membela Putin dan yakin Rusia tak terlibat.
Juru Bicara Gedung Putih Sarah Sanders pun menegaskan, Trump tak berpihak pada Rusia dan memastikan tak ada campur tangan lagi di pilpres mendatang.
"Presiden dan pemerintahannya bekerja sangat keras untuk memastikan Rusia tidak dapat ikut campur dalam pilpres kami seperti yang mereka lakukan di masa lalu," kata Sanders, seperti dilaporkan BBC, Kamis (19/7/2018).
Beberapa jam sebelumnya, reporter ABC News Cecilia Vega bertanya kepada Trump apakah Rusia akan kembali tetap menargetkan pilpres AS.
"Terima kasih banyak, tidak," ujar Trump, seraya menggelengkan kepala.
Sanders menolak menginterpretasikan perkataan itu dan menegaskan Gedung Putih akan mengambil tindakan mencegah campur tangan Rusia di masa depan.
"Kami tidak akan menghabiskan banyak waktu dan usaha jika tidak percaya Rusia masih memantau kami," ujar Sanders.
Sebelumnya, kontroversi merebak setelah Trump bertemu dengan Putin di Helsinki, Finlandia. Berikut ucapan Trump sebagaimana dikutip Gedung Putih dalam jumpa pers usai pertemuan tersebut:
"Presiden Putin membantah keterlibatan dalam campur tangan pilpres 2016. Segenap badan intelijen AS berkesimpulan Rusia melakukannya. Pertanyaan pertama saya kepada Anda, siapa yang Anda percayai?" tanya seorang reporter.
"Orang-orang datang kepada saya dan berkata menurut mereka pelakunya adalah Rusia. Saya bertemu Presiden Putin, dia berkata itu bukan Rusia. Yang saya katakan adalah, saya tidak melihat alasan apa pun mengapa demikian," ujar Trump, saat konferensi pers.
Lalu Trump meralat pernyataannya di Gedung Putih, sehari setelah bertemu Putin. Trump mengaku meninjau transkrip ucapannya dan menyadari ada yang perlu diklarifikasi.
"Kalimatnya seharusnya, 'Saya tidak melihat alasan mengapa itu 'mungkin' atau 'mengapa itu bukan Rusia' Semacam kalimat negatif ganda," ujarnya.
"Saya menerima kesimpulan badan intelijen bahwa campur tangan Rusia pada pilpres 2016 terjadi. Bisa jadi orang lain. Ada begitu banyak orang di luar sana," tambahnya.
Baik kubu Republik maupun Demokrat kaget ketika Trump mengeluarkan pernyataan yang memihak Rusia dan mengabaikan intelijen negaranya sendiri.