AMMAN, iNews.id - Perdana Menteri Yordania Hani Mulki mengundurkan diri, Senin (4/6/2018), di tengah gejolak ekonomi di negara Arab itu yang memicu aksi unjuk rasa besar-besaran.
Raja Abdullah II tak perlu waktu lama untuk menunjuk Omar Al Razzaz yang merupakan mantan ekonom Bank Dunia untuk membentuk pemerintahan baru. Omar juga merupakan mantan menteri pendidikan, seperti dikutip dari Reuters.
Mulki menjadi sasaran kritik warganya terkait rencana untuk menaikkan pajak. Sumber-sumber pejabat pemerintahan sebelumnya mengatakan Abdullah telah memanggil Mulki ke istana untuk beraudiensi. Diduga arah pembicaraan itu mendorong ke pengunduran diri.
Mulki diangkat sebagai perdana menteri pada Mei 2016 dan diberi tanggung jawab menghidupkan kembali ekonomi yang lesu serta sentimen bisnis yang dilanda gejolak regional. Namun kenaikan pajak menyebabkan popularitasnya menurun.
Kemarahan publik sebenarnya sudah muncul sejak awal tahun ini terkait kebijakan pemerintah dalam menaikkan pajak penjualan serta mengapus subsidi roti. Dua kebijakan ini dipicu oleh Dana Moneter Internasional (IMF).
Sementara itu aksi unjuk rasa melibatkan puluhan ribu orang sudah terjadi sejak sepekan terakhir. Kepala Kepolisian Yordania Fadel Al Hamoud mengatakan, 60 orang ditahan karena melanggar aturan. Selain itu, 43 polisi terluka dalam bentrokan. Namun Fadel menegaskan kondisi sudah kembali normal.
"Yakinlah, Yordania adalah negara yang aman dan aman, dan semuanya berada di bawah kendali," kata Hussein Hawatmeh, kepala departemen keamanan Gendarmerie.