MAJURO, iNews.id - Gelombang tak biasa menerjang ibu kota Kepulauan Marshall, Majuro, sejak Rabu (27/11/2019). Lebih dari 200 orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka.
Dilaporkan AFP, gelombang itu tingginya sekitar lima meter dan menyapu batuan serta puing-puing ke jalanan. Air yang tinggi juga melumpuhkan akses ke bandara internasional.
Palang Merah mendirikan pusat evakuasi di dua sekolah. Gereja-gereja dan masjid lokal di Majuro juga menawarkan bantuan untuk menjadi tempat pengungsian bagi warga.
Kepulauan Marshall merupakan salah satu negara Pasifik yang berada di garis depan perubahan iklim. Hal ini menyebabkan fenomena cuaca yang semakin intens dan gelombang badai akibat naiknya air laut sering melanda wilayah itu.
Peneliti iklim Murray Ford mengatakan, faktor-faktor seperti itu diduga berperan dalam banjir pekan ini, namun bukan penyebab utama.