MANILA, iNews.id - Dua ledakan mengguncang gereja di Filipina selatan menyebabkan sedikitnya tujuh orang tewas, Minggu (27/1/2019). Ledakan terjadi dua hari setelah pengumuman hasil referendum yang memberikan wewenang kepada komunitas muslim untuk memegang kendali pemerintahan di Mindanao.
Juru bicara pasukan keamanan setempat Gerry Besana mengatakan, ledakan pertama terjadi di dalam gereja Katolik di Jolo saat misa, diikuti ledakan kedua saat pasukan keamanan tiba di lokasi.
Korban tewas merupakan lima pasukan keamanan dan dua warga sipil. Selain itu 35 orang lainnya mengalami luka.
"Motifnya, tentu saja terorisme. Orang-orang ini tidak menginginkan kedamaian. Ini menyedihkan karena terjadi tak lama setelah aturan tentang Bangsamoro diratifikasi," kata Besana, dikutip dari AFP.
Jolo terletak di wilayah otonomi mayoritas muslim Bangsamoro. Sesuai hasil referendum yang diumumkan Jumat lalu, mayoritas muslim di sana berhak untuk membentuk pemerintahan sendiri.
Otonomi ini diharapkan bisa membawa perdamaian serta pembangunan setelah sekitar 40 tahun dilanda perang yang menewaskan sekitar 150.000 orang.
Provinsi Sulu, yang mencakup Jolo, menentang pembentukan wilayah baru. Gubernur Sulu juga mempertanyakan undang-undang yang menetapkan daerah baru di wilayahnya kepada Mahkamah Agung.