Korban pembunuhan itu, disebutkan oleh surat kabar El Pais sebagai warga negara Kuba berusia 33 tahun yang diidentifikasi hanya dengan inisialnya, JLPO. Dia dilaporkan hilang pada November 2023 setelah sepupu korban menerima pesan teks dari ponsel korban yang dinilai mencurigakan.
Pesannya menyebutkan, pria itu pergi ke kota kecil Tajueco di provinsi Soria untuk mengunjungi pasangannya. Keduanya berencana meninggalkan Spanyol.
"Semua ini membuat orang yang melaporkan kejahatan itu menjadi curiga pesan-pesan itu tidak dikirim oleh pria yang hilang itu. Akhirnya mereka memutuskan untuk memberitahukannya kepada Kepolisian Nasional," kata
Kepolisian Spanyol dalam pernyataannya.
Petugas kemudian melakukan penyelidikan dan menahan seorang wanita yang disebut sebagai pasangan korban yang menghilang di provinsi Soria, pada 12 November 2024. Polisi juga menangkap seorang pria, pasangannya.
Polisi kemudian menggali sebuah pemakaman pada 11 Desember lalu dan menemukan jasad bagian tubuh atas yang sangat membusuk, yang diduga pria yang hilang tersebut. Jasad tersebut telah diserahkan kepada tim forensik. Saat ini, para terdakwa telah ditahan dan polisi penyelidikan terus berlanjut. Namun, polisi tidak mengidentifikasi orang-orang yang telah ditahan atau korban.
Sementara Google juga tidak segera menanggapi permintaan informasi terkait gambar dari Street View tersebut. Ini bukan pertama kalinya Google Maps berperan dalam membantu polisi memecahkan kasus. Pada tahun 2022, otoritas Italia menggunakan Google Maps dan Street View untuk membantu mereka melacak seorang pria Sisilia yang telah dihukum karena pembunuhan dan masuk dalam daftar buronan paling berbahaya di Italia. Dia juga ditemukan di Spanyol.