Kepemilikan Media Prima berpindah tangan pada Juli 2019 yakni dari tangan partai Organisasi Nasional Mayasia Bersatu (UMNO) ke pengusaha Mokhtar Al Bukhary. UMNO merupakan partai berkuasa di masa pemerintahan Perdana Menteri Najib Razak dan sebelumnya serta memimpin koalisi Barisan Nasional.
Namun Barisan Nasional kalah oleh Pakatan Harapan dalam pemilihan umum yang berlangsung pada Mei 2018. Mokhtar dikenal dekat dengan Perdana Menteri Mahathir Mohamad yang merupakan pemimpin koalisi Pakatan Harapan.
Media Prima dalam laporan tahunannya menyatakan, laba bersih untuk tahun kalender 2018 adalah 58,99 juta ringgit, turun 23 persen dari 76,6 juta ringgit pada 2014. Sementara pendapatan total tahun lalu mencapai 1,19 miliar ringgit, turun 21 persen dibandingkan pada 2014 yakni 1,51 miliar ringgit.
Setelah mengurangi karyawan, Media Prima akan melakukan transformasi mencakup perubahan model bisnis grup serta merestrukturiasi organisasi.
Dengan struktur baru itu diharapkan grup bisa lebih bersaing di masa depan, mengingat kondisi makroekonomi yang tidak pasti serta perubahan yang mengganggu sektor media global dan lokal.
Pemangkasan karyawan Media Prima berlangsung setelah surat kabar Bahasa Melayu tertua di Malaysia yang juga dimiliki UMNO, Utusan Malaysia, tutup pada Oktober lalu.
Utusan Melayu menghentikan operasinya menyebabkan 700 karyawannya menganggur. Lisensi Utusan Malaysia kini juga dipegang Mokhtar.