GAZA, iNews.id - Sayap militer Hamas Brigade Izzuddin Al Qassam mengungkap Perdana Meneri Israel Benjamin Netanyahu tidak menginginkan gencatan senjata di Jalur Gaza. Perundingan gencatan senjata yang berlangsung di Doha, Qatar, selalu dimentahkan oleh Israel.
Juru Bicara Al Qassam Abu Ubaida, dalam pesan videonya, menuduh Israel menghalangi pencapaian kesepakatan gencatan senjata sementara selama 60 hari dan pembebasan sandera di Gaza.
"(Hamas) Selalu mengusulkan kesepakatan komprehensif yang akan memulangkan seluruh sandera sekaligus," kata Abu Ubaida, seperti dikutip dari AFP, Sabtu (19/7/2025).
Abu Ubaida menyebut Israel menolak usulan Hamas seraya mendesak Netanyahu untuk mempertimbangkan kembali.
"Jika musuh tetap keras kepala dalam putaran negosiasi ini, kami tidak bisa menjamin kembalinya proposal kesepakatan parsial, termasuk tawaran pertukaran 10 tahanan (sandera)," ujarnya.
Abu Ubaida menegaskan sikap Hamas yang sangat mendukung proses yang sedang berlangsung di Doha. Namun dia menegaskan, hasil yang perundingan yang berlangsung tampaknya tak menunjukkan keseriusan pemerintahan Netanyahu untuk mencapai kesepakatan dan memulangkan sanderanya.
"Pemerintah kriminal Netanyahu tidak peduli dengan para sandera (Israel) karena mereka adalah tentara, dan dokumen mereka (sandera) bukanlah prioritas," ujarnya.