GAZA, iNews.id - Hamas menerima usulan AS untuk memulai pembicaraan mengenai pembebasan tawanan Israel 16 hari setelah tahap pertama perjanjian gencatan senjata Gaza. Hal itu diungkapkan seorang sumber senior Hamas pada Sabtu (6/7/2024).
Reuters melansir, kelompok pejuang Palestina itu telah membatalkan tuntutan agar Israel terlebih dulu berkomitmen pada gencatan senjata permanen sebelum menandatangani perjanjian tersebut. Kini, Hamas akan mengizinkan negosiasi untuk mencapai pembebasan tawanan selama fase enam minggu pertama.
Seorang pejabat Palestina yang dekat dengan proses negosiasi Hamas-Israel mengatakan bahwa proposal tersebut dapat menghasilkan kesepakatan kerangka kerja jika diterima oleh Israel. Dengan begitu, penerimaan oleh para pihak akan mengakhiri perang sembilan bulan antara Israel dan Hamas di Gaza.
Perang Israel di Gaza telah merenggut nyawa lebih dari 38.000 warga Palestina. Perang meletus setelah Hamas menyerang kota-kota di Israel Selatan pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menawan sekitar 250 orang lainnya.
Sumber Hamas mengatakan, proposal tersebut memastikan bahwa para mediator akan menjamin gencatan senjata sementara, pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, dan penarikan pasukan Israel dari wilayah itu selama negosiasi terus berjalan untuk melaksanakan tahap kedua perjanjian tersebut.
Upaya untuk mewujudkan gencatan senjata dan pembebasan tawanan di Gaza meningkat selama beberapa hari terakhir. Diplomasi "antar-jemput" semakin aktif antara Amerika Serikat, Israel, dan Qatar, yang memimpin upaya mediasi dari Doha, tempat para pemimpin Hamas bermarkas dalam pengasingannya.
Sebuah sumber regional mengatakan, Washington DC berusaha keras untuk mencapai kesepakatan sebelum Pilpres AS pada November. Sementara Netanyahu pada Jumat kemarin mengataka, kepala badan intelijen Israel Mossad telah kembali dari pertemuan awal dengan mediator di Qatar dan negosiasi akan dilanjutkan minggu depan.