GAZA, iNews.id - Hamas menegaskan tak akan melanjutkan perundingan gencatan senjata dengan Israel sampai ratusan truk bantuan kemanusiaan diperbolehkan masuk Jalur Gaza.
Perundingan terakhir yang berlangsung di Doha, Qatar, beberapa waktu lalu tak membuahkan hasil apa pun. Padahal Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump serta utusannya untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, berkali-kali mengumumkan kesepakatan segera dicapai.
Surat kabar Israel The Jerusalem Post, mengutip pernyataan seorang sumber mengatakan, sikap tegas itu telah disampaikan Hamas kepada negara-negara mediator, Mesir dan Qatar, beberapa hari belakangan.
Hamas dan Israel gagal menyepakati gencatan senjata selama 60 hari dalam perundingan di Doha. Kelompok perlawanan Palestina yang berkuasa di Gaza itu menuntut penarikan penuh tentara Zionis dari Gaza serta perubahan mekanisme penyaluran bantuan kemanusiaan, tidak melalui Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang dikelola Israel dan AS.
Pusat-pusat GHF di Gaza justru menjadi ladang pembantaian warga Gaza saat mereka antre mendapatkan bantuan. Lebih dari 1.300 warga Gaza terbunuh saat antre di beberapa pusat pendistribusian makanan sejak GHF beroperasi pada Mei 2025.
Sementara itu Israel menolak tuntutan Hamas. Militer Zionis tak akan meninggalkan Gaza sampai tujuan perangnya tercapai, yakni melenyapkan Hamas dan membebaskan sandera. Namun setelah perang berlangsung 22 bulan tujuan itu tak tercapai, meskipun sekadar membebaskan sandera.