GAZA, iNews.id - Hamas menegaskan tak akan ikut dalam perundingan gencatan senjata pekan ini yang digelar di Qatar atau Mesir. Kelompok perlawanan Palestina itu memberikan syarat lebih tegas kepada negara-negara mediator untuk keikutsertaannya dalam perundingan.
Sikap keras Hamas ini dipandang sebagai buntut atas pembunuhan pemimpin mereka Ismail Haniyeh di Teheran, Iran, pada 31 Juli lalu. Selain itu, pengganti Almarhum Haniyeh, Yahya Sinwar, dikenal sebagai penganut garis keras perjuangan yang tak mudah bernegosiasi dengan Israel begitu saja.
Seorang pejabat Hamas Suhail Hindi mengatakan, kelompoknya akan bergabung dalam perundingan gencatan senjata dan pertukaran tahanan jika mendapat komitmen yang jelas dari Israel terkait proposal yang disampaikan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Mei lalu.
Biden mengusulkan gencatan senjata tiga tahap yang berujung pada mengakhiri perang secara permanen serta rekonstruksi di Jalur Gaza.
“Gerakan (Hamas) tidak akan ikut serta dalam perundingan mendatang yang akan dilanjutkan pada hari Kamis, baik berlangsung di Doha maupun Kairo,” kata Suhail, dikutip dari Anadolu, Kamis (15/8/2024).