MOSKOW, iNews.id - Hamas, faksi perlawanan Palestina, yakin semua perbedaan antara kelompok-kelompok politik bisa dijembatani guna mewujudkan pemerintahan bersatu. Kelompok perlawanan Palestina yang berkuasa di Jalur Gaza itu bersama faksi lainnya bertemu di Moskow, Rusia, pekan ini untuk membahas pemerintahan bersatu.
Meski demikian ada satu penghalang besar yang mengganggu cita-cita terbentuknya pemerintahan bersatu yakni campur tangan Amerika Serikat (AS) dan Israel.
Wakil Kepala Biro Politik Hamas Mousa Abu Marzouk mengatakan, ada perbedaan pendapat antara faksi-faksi dalam pertemuan di Moskow pada Kamis dan Jumat lalu. Perbedaan itu tak bisa diselesaikan selama pertemuan sehingga mereka membutuhkan waktu tambahan untuk membahasnya kembali.
Menurut Abu Marzouk, faksi-faksi membutuhkan waktu untuk menentukan bagaimana pemerintahan bersatu dapat diwujudkan dalam waktu yang singkat. Dia tak menjelaskan secara rinci bentuk campur tangan AS dan Israel dalam pembentukan pemerintahan Palestina bersatu.
“Tidak, tentu saja (perbedaan) bisa diatasi dan kami berharap bisa mengatasi semua kesulitan. Masalah utamanya adalah campur tangan dari luar, Amerika Serikat dan Israel, dalam urusan Palestina. Semua tujuan yang tidak bisa dicapai dalam perundingan ini justru karena gangguan tersebut,” kata Abu Marzouk, dikutip Minggu (3/3/2024).