DOHA, iNews.id - Hamas mengusulkan rencana gencatan senjata yang akan meredam pertempuran di Gaza selama empat setengah bulan hingga berakhirnya perang. Usulan tersebut disampaikan kelompok pejuang Palestina itu sebagai tanggapan atas proposal yang dikirim minggu lalu oleh mediator Qatar dan Mesir, serta didukung oleh Amerika Serikat dan Israel.
Menurut rancangan dokumen yang dilihat Reuters, usulan tandingan Hamas itu menawarkan tiga fase yang masing-masing berlangsung selama 45 hari. Usulan tersebut akan memungkinkan para pejuang Hamas menukar sisa tawanan Israel yang mereka tangkap pada 7 Oktober lalu dengan tahanan Palestina dari pihak Israel. Selanjutnya, rekonstruksi Gaza akan dimulai, pasukan Israel akan ditarik sepenuhnya, serta adanya pertukaran jenazah antara kedua pihak.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken tiba di Israel pada Selasa (6/2/2024) malam setelah bertemu para pemimpin mediator Qatar dan Mesir. Perjalanan Blinken itu menunjukkan upaya diplomatik paling serius dalam perang sejauh ini yang bertujuan untuk mencapai perpanjangan gencatan senjata. Perincian mengenai proposal balasan dari Hamas ini belum pernah dilaporkan sebelumnya.
Menurut usulan tandingan Hamas itu, semua tawanan perempuan Israel, laki-laki di bawah 19 tahun, orang lanjut usia, serta orang yang sakit akan dibebaskan selama fase 45 hari pertama sebagai imbalan atas pembebasan perempuan dan anak-anak Palestina dari penjara-penjara Israel.
Tawanan laki-laki yang tersisa akan dibebaskan pada tahap kedua, dan tetap dapat ditukar pada tahap ketiga. Pada akhir fase ketiga, Hamas berharap kedua pihak telah mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang.
Kelompok yang menguasai Gaza tersebut mengatakan dalam sebuah adendum proposal itu bahwa mereka menginginkan pembebasan 1.500 tahanan Palestina. Gencatan senjata itu bagi Hamas juga berarti meningkatkan aliran makanan dan bantuan lainnya kepada warga sipil Gaza yang putus asa dan menghadapi kelaparan serta kekurangan pasokan bahan pokok.
Israel memulai serangan militernya di Gaza setelah para pejuang Hamas menewaskan 1.200 orang dan menyandera 253 orang di Israel Selatan pada 7 Oktober. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, setidaknya 27.585 warga Palestina dipastikan tewas akibar militer Israel sejak empat bulan lalu itu. Sementara ribuan orang lainnya dikhawatirkan terkubur di bawah reruntuhan.