Menurut dia, batawan waktu untuk menyatukan kedua hewan itu tentatif, tidak ada patokan yang pasti.
"Ini sangat bervariasi dan sepenuhnya bergantung pada pengamatan yang cermat atas perilaku mereka. Sebaliknya, bisa berisiko dengan membiarkan harimau menunjukkan ketertarikan satu sama lain karena kontak terlalu lama, mengarah pada peningkatan ketegangan dan frustrasi," kata Kathryn, dikutip dari AFP, Selasa (12/2/2019).
Pasangan tersebut, lanjut dia, awalnya saling memperhatikan lalu disusul dengan saling mengaum. Kondisi ini dianggap Kathryn sebagai hal normal.
"Namun dalam sekejap mata, tanpa provokasi yang jelas, mereka saling berpaling. Asim mulai mundur dan saat kami akan menutup pintu kandang, Melati menyerangnya. Namun Asim mengalahkannya dalam hitungan detik," ujarnya.
Staf lalu menyalakan alarm dan menyemprotkan air agar mereka saling menjauh, namun Melati yang juga induk dari tiga anak, terluka parah. Melati dinyatakan mati di lokasi membuat syok para petugas kebun binatang.
"Dokter hewan berlarian menuju Melati, bahkan para ahli berpengalaman juga benar-benar bingung," tuturnya.
"Jumat itu merupakan salah satu hari tersulit sepanjang karier saya bekerja dengan hewan. Saya mengenal Melati sejak bergabung dengan ZSL pada 2013 dan saya tertarik kepadanya seperti juga orang lain di kebun binatang ini," ujarnya lagi.