Penelitian dari Hong Kong ini memperkuat analisis para ahli sebelumnya bahwa Omicron memang lebih menular, namun dampak infeksinya lebih ringan bahkan penderita tidak memerlukan rawat inap di rumah sakit.
Hasil pengamatan awal menunjukkan, sebagian besar penderita Omicron tidak memerlukan alat bantu oksigen atau perawatan intensif, meski demikian para pakar kesehatan, termasuk WHO, tetap mendesak agar berhati-hati. Banyak negara menerapkan kembali pembatasan ketat terhadap perbatasan serta kewaspadaan tinggi menghadapi ancaman Omicron karena dikhawatirkan membebani layanan kesehatan.
Sejauh ini Inggris sudah melaporkan kasus kematian pertama akibat Omicron.
Lepas dari itu perhatian para peneliti saat ini tertuju pada apakah varian corona yang paling mudah bermutasi ini akan menyingkirkan strain lain sehingga bisa menyurutnya pandemi. Dengan demikian dunia bisa memasuki fase endemik di mana masyarakat akan hidup berdampingan dengan Covid-19.