Berlanjut hingga Maret 2020, saat seorang hakim Pengadilan Tinggi London mengaku telah menerima tuduhan bahwa Syekh Muhammad memerintahkan penculikan Latifa. Laporan itu berdasarkan keterangan dari mantan istri Syekh Muhammad, Haya binti Hussein, namun dibantah oleh pengacara emir berusia 71 tahun itu.
Pada Jumat kemarin, Juru Bicara Komisi Tinggi HAM PBB (OHCHR), Liz Throssell mengatakan, pihaknya telah menyampaikan keprihatinan atas video pengakuan Latifa terbaru yang amat meresahkan.
“Kami meminta ada klarifikasi tentang situasi Latifa saat ini. Kami telah meminta agar pemerintah UEA memberikan bukti bahwa Latifa masih hidup,” ujarnya.
Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab mengatakan, dia juga ingin melihat bukti Latifa masih hidup dan baik-baik saja. Raab menyebut video itu mengawatirkan, dan berharap PBB dapat segera menindaklanjuti kasus ini.