NAHA, iNews.id - Pemerintah Prefektur Okinawa, Jepang, mengecam pendaratan darurat helikopter Marinir Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) di sebuah pulau terpencil di Okinawa, Rabu 24 Januari. Ini merupakan insiden ketiga sepanjang bulan ini di Okinawa.
Tak heran jika Gubernur Okinawa Takeshi Onaga menyebut militer AS 'gila' dan sudah bertindak 'di luar kendali'.
"Seluruh militer AS sudah menjadi gila," kata Onaga, dikutip dari Japan Times, Kamis (25/1/2018).
Onaga mengatakan, pihaknya juga frustasi dengan sikap pemerintah pusat yang dianggap tak mampu mencegah insiden ini. Bahkan sebelumnya kerusakan pada helikopter militer AS sampai melukai penduduk setempat.
"Pemerintah Jepang tidak memiliki kemampuan untuk bertindak sebagai pihak yang bertanggung jawab," kata Onaga.
Perdana Menteri Shinzo Abe pun menepis pihaknya tutup mata. Dia menganggap serius kekhawatiran warga Okinawa ini. Terlebih Okinawa merupakan pangkalan militer AS.
"Memastikan keamanan penduduk setempat akan menjadi prioritas utama yang akan dilakukan Jepang dan AS," ujar Abe.
Kepada wartawan di Tokyo, Menteri Pertahanan Itsunori Onodera mengatakan terlalu banyak insiden yang melibatkan pesawat militer AS di Okinawa. Onodera akan meminta AS untuk memeriksa secara menyeluruh semua pesawat militernya di Jepang.
Dia juga akan meminta militer AS menangguhkan penerbangan helikopter AH-1 di Pangkalan Udara Korps Marinir AS Futenma, mengingat insiden terakhir melibatkan salah satu dari warga Jepang.
Di awal Januari, helikopter AH-1 mendarat di tempat pembuangan limbah di Desa Yomitan. Insiden itu hanya berselang dua hari setelah helikopter UH-1 mendarat di pantai di Pulau Ikei. Kepada pihak berwenang Jepang, militer AS menyatakan pendaratan itu dilakukan untuk menghindari kecelakaan.