Mereka terkena radiasi tingkat tinggi yang mematikan, jauh melebihi ambang batas. Dari ketiganya, Ouichi lah yang mendapat paparan radiasi paling tinggi.
Hal itu karena dia yang berjarak paling dekat dengan reaksi. Dia pun menjadi orang yang terpapar radiasi radioaktof paling tinggi dalam sejarah manusia yakni di level 17 sierverts (Sv) atau 10 Sv melebihi ambang yang semestinya.
Kulit Ouichi meleleh dan dia mengeluarkan air mata darah. Setelah ledakan itu Ouchi dibawa ke Institut Nasional Ilmu Radiologi di Chiba, sebelum dibawa ke rumah sakit Universitas Tokyo tiga hari kemudian.
Dia pun harus dirawat di rumah sakit akibat kerusakan pada organ-organ dalam tubuhnya. Rasa sakit yang dialami membuat Ouchi memohon agar perawatan dihentikan.
“Aku tidak tahan lagi. Aku bukan kelinci percobaan,” kata Ouchi. Namun, perawatannya terus dilanjutkan.
Di hari ke 83, tepatnya 21 Desember 1999, dia mengembuskan napas terakhirnya. Insiden itu dianggap sebagai kecelakaan nuklir terburuk di Jepang.
Selain ketiga karyawan tersebut, ada 46 orang dalam ruangan yang sama dan terpapar radiasi berbahaya. Kecelakaan nuklir ini bahkan berdampak ke permukiman warga.