Dilansir dari Straits Times, sekitar 23,5 juta orang Taiwan hidup di bawah ancaman konstan invasi China. Negeri tirai bambu itu mengklaim pulau Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya yang akan direbut suatu hari nanti. Bahkan jika perlu dengan paksaan.
Serangan Beijing telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir di bawah Presiden Xi Jinping. Invasi Rusia ke Ukraina telah mendambah ketakutan Taiwan bahwa China mungkin akan melakukan hal yang sama.
Ketegangan melonjak pada tahun 2022 setelah Beijing meluncurkan latihan militer besar-besaran sebagai tanggapan atas kunjungan ke Taipei oleh Ketua Dewan Perwakilan Amerika Serikat saat itu Nancy Pelosi.
Sekutu telah mendesak Taiwan untuk mengadopsi 'strategi landak' asimetris yang akan mempersulit militer China yang lebih besar untuk menyerang. Strategi tersebut menekankan pada pembelian sistem senjata bergerak yang relatif murah, dan melatih warga sipil untuk berperang.