LONDON, iNews.id - Para pemimpin komunitas Muslim termasuk anggota parlemen Inggris menyambut terpilihnya Humza Yousaf sebagai pemimpin Skotlandia yang baru. Yousaf memenangkan pemilihan ketua Partai Nasional Skotlandia (SNP) yang mengantarkannya menjadi perdana menteri negara semi-otonom tersebut.
Kemenangan Yousaf menambah perwakilan Muslim di perpolitikan Inggris Raya setelah Sadiq Khan menjadi wali kota London dua periode yakni 2016-2021 dan 2021 sampai sekarang. Selain itu, 18 Muslim terpilih menjadi parlemen Inggris dalam pemilu 2019, rekor terbanyak.
Sunder Katwala, direktur lembaga think tank British Future, mengatakan kondisi ini dipicu tekanan dari tragedi 11 September 2001 di Amerika Serikat serta pengeboman di London pada Juli 2005. Saat itu umat Islam di seluruh dunia mendapat tekanan berat. Di saat bersamaan, umat Islam, terutama di negara mayoritas beragama lain, menjadi lebih inklusif.
“Pada saat tekanan dan pengawasan itu, ada sesuatu yang tampaknya mengatalisasi tekad di kalangan Muslim Inggris untuk mendorong ke arah integrasi dan inklusi lebih besar, menolak hal negatif seputar Islam di Inggris,” katanya, dikutip dari Arab News, Jumat (31/3/2023).
Bahkan dalam pemilu Skotlandia, lawan politik Yousaf di Partai Buruh, Anas Sarwar, juga Muslim.
Dia menambahkan, Muslim belum mendapat tempat dalam kancah nasional Inggris meski sudah ada lebih dari 1 abad di negara itu. Masyarakat Muslim cenderung terabaikan dari kalangan luas maupun pemberitaan sampai tahun 1990-an.
Afzal Khan, mantan anggota parlemen Manchester Gorton tahun 2017, mengatakan terlepas dari perbedaan pilihan politik itu ada kabar baik bahwa semakin banyak umat Islam berpartisipasi di politik.
Dia menilai kemenangan Yousaf di Skotlandia menunjukkan kesuksesan kelompok minoritas dalam politik yang juga manifestasi dari perubahan dan peningkatan.
“Sebelum menjadi anggota parlemen, saya adalah wali kota termuda Manchester dan saya menjadi menteri Muslim pertama di Inggris untuk Parlemen Eropa dengan mengalahkan Nick Griffin dari Partai Nasional Inggris, dan saya berasal dari latar belakang kelas pekerja," katanya.
“Mereka berbicara tentang Sadiq Khan sebagai anak seorang sopir bus. Saya adalah seorang sopir bus, dan saya kira ini sangat penting," katanya, menambahkan.