MOSKOW, iNews.id - Televisi Rusia menunjukkan wawancara dengan seorang perempuan yang mengaku sebagai ibu dari mantan agen ganda Rusia yang diserang zat kimia, Sergei Skripal, Senin (21/5). Perempuan itu menuntut otoritas Inggris memberinya akses agar bisa bertemu dan berbicara dengan putranya.
"Saya belum melihat putra saya dalam 14 tahun. Saya ingin bertemu dengannya. Saya ingin memeluknya di dekat saya, di hati saya," kata perempuan bernama Elena Skripal itu, dalam wawancara, seperti dilaporkan kembali AFP, Selasa (22/5/2018).
"Saya berumur 90 tahun. Saya tidak menbahayakan bagi siapa pun. Tolong, biarkan saya menelepon anak saya," katanya.
Dalam acara tersebut, perempuan yang saat itu mengenakan baju tidur juga mempertanyakan alasan mengapa dirinya sulit menghubungi anaknya.
"Mengapa mereka tidak mengizinkan untuk menelepon? Mengapa? Untuk alasan apa? Lagi pula, ketika dia di rumah, kami (bisa) berbicara setiap pekan. Saya minta dia diizinkan berbicara dengan saya," kata Elena lagi, seraya menangis.
Skripal merupakan mantan perwira intelijen militer yang membocorkan informasi agen Rusia di Eropa kepada dinas keamanan Inggris. Hal itu menyebabkan Skripal sempat dipenjara di tanah airnya.
Dia dipindahkan ke Inggris sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran mata-mata pada 2010 dan sejak saat itu menetap di sana.
Skripal dan putrinya, Yulia, ditemukan tak sadarkan diri di bangku pusat perbelanjaan di Salisbury, Inggris, pada 4 Maret. Organisasi Pelarangan Senjata Kimia menegaskan keduanya diracuni dengan zat kimia pelumpuh saraf beracun.
Yulia Skripal, yang menghabiskan beberapa tahun di Inggris sebelum kembali ke Rusia, dibebaskan dari rumah sakit pada 11 April. Sedangkan Sergei Skripal keluar dari rumah sakit pada Jumat (18/5) lalu, setelah lebih dari tiga bulan dirawat secara intensif.
Inggris menuduh Rusia berada di balik serangan itu. Namun Rusia membantahnya dan mengkalim tuduhan itu tidak berdasar.
Kasus itu memicu krisis diplomatik antara Rusia dan negara Barat hingga menyebakan pengusiran puluhan diplomat Rusia dari berbagai negara.