SEOUL, iNews.id - Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) akan menggelar diskusi mengenai keterlambatan pembayaran pesawat tempur. Sebelumnya, Indonesia telah memesan pesawat tempur dari Korsel tahun 2019.
Petinggi dari Korea Aerospace Industries Ltd (KAI) yang merupakan satu-satunya perusahaan pembuat pesawat di Korsel akan bertemu dengan negosiator dari Kementerian Pertahanan Indonesia. Kedua pihak membicarakan komitmen Indonesia dalam pemesanan pesawat tempur seharga 8,8 triliun Won atau Rp97 triliun itu.
Dilansir dari Yonhap News, Indonesia telah setuju untuk menanggung 20 persen biaya pembuatan pesawat tempur baru. Namun Indonesia berhenti melakukan pembayaran di tengah proyek tersebut. Total yang masih harus dibayar sebanyak Rp8 triliun.
Kepala Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA), Kang Eun-Ho juga mengunjungi Indonesia dari Selasa (2/11/21) hingga Kamis (4/11/21). Dia bergabung dengan tim negosiasi Korsel sebagai wujud nyata Seoul akan masalah yang berlarut-larut ini. Dia berkata negosiasi ini diperkirakan akan selesai pada bulan November.
Kekhawatiran akan masalah ini sudah dirasakan oleh Korsel semenjak penarikan teknisi Indonesia untuk kembali ke pulang dengan alasan pandemi Covid pada Maret tahun lalu.
Karena hal ini, Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto mengatakan Indonesia sepakat untuk berbicara dengan Korsel mengenai keterlambatan pembayaran pada kunjungannya Seoul, April lalu.
Pada bulan Agustus 2021, tim teknisi Indonesia kembali ke Korea Selatan untuk melanjutkan proyek tersebut. Diharapkan ini akan menarik daya tarik masyarakat dunia dengan pengembangan pesawat tempur KF-21 Boramae.