WASHINGTON, iNews.id - Dua pekan sejak dilaporkan hilang, keberadaan jurnalis kawakan Arab Saudi, Jamal Khashoggi, masih misterius. Dugaan kuat, kontributor The Washington Post itu dibunuh di kantor konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober.
Khashoggi meninggalkan Saudi sejak September 2017 karena mendapat ancaman atas kritikan-kritikannya terhadap Putra Mahkota Muhammed bin Salman. Sejak itu dia tinggal di Amerika Serikat.
Pada Rabu (17/10/2018), surat kabar The Washington Post menerbitkan tulisan terakhir yang dibuat Khashoggi. Dia menulis mengenai pentingnya kebebasan pers di Timur Tengah.
"Dunia Arab sedang menghadapi Tirai Besi versi sendiri, yang diberlakukan bukan oleh aktor dari luar, tetapi melalui kekuatan dalam negeri yang sedang berlomba-lomba merebut kekuasaan," kata Khashoggi, sebagaimana dilaporkan kembali AFP.
"Dunia Arab membutuhkan versi modern dari media transnasional lama, sehingga warganya bisa mendapatkan informasi tentang peristiwa global. Hal yang lebih penting, kita perlu menyediakan platform untuk menyuarakan Arab."