Namun kondisi itu tak membuat Sheikh Abdulaziz lemah. Dia tumbuh sebagai anak pintar hingga berhasil menghafal Alquran pada usia dini. Sheikh Abdulaziz juga kehilangan penglihatan di usia 20 tahunan.
Di bidang akademik, beliau menekuni studi Syariah, menjadi anggota dewan akademik di berbagai universitas, dan menjadi imam besar Masjid Imam Turki bin Abdullah di Riyadh dan Masjid Nimrah.
Hasil karyanya meliputi publikasi di bidang Syariah, termasuk kumpulan fatwa, karya-karya tentang doktrin Islam, dan tulisan tentang halal dan haram. Kontribusi ilmiahnya juga mencakup buku-buku yang menghimpun fatwa-fatwa yang disampaikan dalam berbagai program dan acara sepanjang kariernya.