TEHERAN, iNews.id - Pemerintah Iran menepis tudingan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menuduh Teheran menggagalkan negosiasi gencatan senjata di Jalur Gaza. Iran menyebut pernyataan Trump itu tidak berdasar dan mencerminkan pengalihan isu serta penghindaran tanggung jawab oleh AS.
Trump menuding Iran sebagai pihak yang memerintahkan Hamas menolak proposal gencatan senjata yang diajukan dalam putaran perundingan terbaru di Doha, Qatar.
"Saya kira mereka memberi sinyal dan perintah kepada Hamas, dan itu tidak baik," kata Trump, di Skotlandoia, belum lama ini.
Namun, Iran dengan tegas membantah klaim tersebut.
Hamas Berdiri Sendiri, Bukan Boneka Siapa pun
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Iran Esmaeil Baqaei menyebut tuduhan Trump sebagai “proyeksi politik” untuk menutupi kegagalan AS dalam menekan Israel agar menghentikan agresi ke Gaza.
“Ini adalah bentuk penghindaran tanggung jawab dan akuntabilitas dari Presiden AS,” ujar Baqaei, seperti dikutip dari AFP.
Dia menegaskan, Hamas adalah kekuatan perlawanan yang otonom dan tidak memerlukan arahan dari pihak manapun, termasuk Iran.
"Para negosiator Hamas tahu apa yang diperjuangkan. Mereka tidak butuh intervensi pihak ketiga untuk mempertahankan hak-hak rakyat Gaza," tegasnya.
Balik Serang AS: Hentikan Kirim Senjata ke Israel
Tak hanya membantah, Iran juga melontarkan kritik tajam kepada Washington. Baqaei mendesak AS untuk menghentikan dukungannya terhadap Israel, termasuk dalam bentuk pengiriman senjata yang disebutnya telah digunakan dalam aksi genosida terhadap warga Gaza.
“Jika AS sungguh ingin perdamaian, hentikan pasokan senjata ke rezim penjajah, buka akses kemanusiaan, dan paksa Israel menghentikan serangan brutalnya,” ujarnya.