Inggris, Prancis, dan Jerman dalam pernyataan bersama sangat prihatin mengenai keputusan Iran.
"Iran tidak memiliki kepentingan sipil yang kredibel untuk R&D dan memproduksi logam uranium, yang merupakan langkah kunci dalam pengembangan senjata nuklir," bunyi pernyataan bersama yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri Inggris.
"Dengan langkah-langkah terbaru, Iran mengancam hasil pembicaraan Wina yang berjalan sukses meskipun kemajuan dicapai dalam negosiasi enam putaran," kata mereka, seraya mendesak Iran untuk kembali ke pembicaraan di Wina, Austria.
Pertemuan berlangsung pada Juni setelah sempat ditunda dari rencana sebelumnya, April. Belum ada waktu pasti soal rencana pertemuan berikutnya.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan, pemerintahannya tidak menetapkan batas waktu untuk pembicaraan. Dia menegaskan, seiring berjalannya waktu, apa yang dilakukan Iran terhadap nuklirnya akan memengaruhi sikap AS untuk kembali ke JCPOA.