TEHERAN, iNews.id - Pemerintah Iran mendakwa dua warga negara Prancis dan satu orang Belgia dengan kejahatan spionase dan bekerja melawan keamanan nasional negara.
Informasi ini dilaporkan oleh media semi-resmi Student News Network pada Selasa (3/1/2023) yang mengutip seorang juru bicara peradilan. Sayang, mereka tak menjelaskan identitas dari ketiga WNA itu atau kapan mereka didakwa.
Media Iran menayangkan sebuah video pada bulan Oktober, di mana dua warga Prancis tampaknya mengaku sebagai mata-mata. Video itu memicu kemarahan di Prancis, yang mengatakan para tahanan itu sebagai sandera negara.
Pada bulan November lalu, Menteri Luar Negeri Prancis mengatakan, ada tujuh warga negara Prancis ditahan di Iran. Hal itu menjadi tanda memburuknya hubungan antara kedua negara.
Sementara pada bulan lalu, Menteri Kehakiman Belgia mengatakan, seorang pekerja kemanusiaan Belgia, Olivier Vandecasteele telah dijatuhi hukuman 28 tahun penjara atas apa yang disebut sebagai serangkaian kejahatan yang dibuat-buat.
Pemerintah Iran telah menuduh musuh asing mengobarkan gelombang kerusuhan tiga bulan lalu setelah kematian perempuan Kurdi Iran berusia 22 tahun Mahsa Amini dalam tahanan. Dia ditangkap oleh polisi moral yang menegakkan aturan berpakaian wajib Republik Islam.
Aksi protes yang meledak pascainsiden tersebut menandai salah satu tantangan paling besar terhadap kepemimpinan negara itu sejak Revolusi Islam 1979.