Imam Shamsi Ali
SEBAGAI putra bangsa yang telah lama hidup di Amerika, tepatnya di kota dunia New York, setiap kali ada peluang kembali kampung (mudik) pasti selalu ditanya oleh masyarakat tentang bagaimana Islam dan perkembangannya di negara Paman Sam ini.
Entah kenapa antusias masyarakat untuk mengetahui Islam Amerika begitu tinggi. Barangkali Amerika memang pada dirinya ada paradoks. Banyak yang benci, tapi banyak pula yang rindu. Bahkan yang biasa mengekspresikan ketidaksukaan itu pun rindu untuk minimal tahu tentang negara ini.
Merespons berbagai pertanyaan itu memang saya agak kesulitan menjawab dengan jawaban langsung dan hitam putih. Masalahnya adalah Islam dan umat di Amerika itu berada dalam situasi yang paradoks. Di satu sisi Islamophobia dan kasus-kasus kekerasan kepada komunitas Muslim cukup meninggi. Termasuk saat ini.
Saya akan menuliskan lebih terinci perihal tantangan dan fobia yang sedang meninggi itu. Sekaligus akan saya uraikan langkah-langkah apa saja yang umat telah dan sedang upayakan untuk mengurangi kebencian dan phobia tersebut.
Pada tulisan kali ini saya hanya ingin menyampaikan kenyataan paradoks yang terjadi. Di satu sisi memang sangat tertantang (bukan terhalangi). Tapi di sisi lain mengalami perkembangan yang semakin meninggi bahkan tidak lagi terbendung.
Setiap tahun puluhan ribu warga Amerika memilih Islam sebagai jalan hidupnya. Masyarakat Amerika secara umum juga semakin terbuka untuk mengetahui Islam. Simpati kepada umat ini juga semakin meluas, bahkan dari masyarakat yang selama ini dipersepsikan sebagai “musuh” sekalipun, seperti masyarakat Yahudi.
Saya ingin mengingatkan kembali sejarah yang pernah terjadi Februari lalu. Puluhan ribu warga Amerika nonmuslim hadir mendukung kami dalam sebuah demonstrasi besar-besaran di Time Square, jantung kota New York. Demo yang dihadiri oleh Wali Kota New York dan pembesar lainnya itu mengusung tema: Today I am a Muslim too (hari ini saya juga Muslim).
Sebuah pernyataan tegas bahwa teman-teman nonmuslim di Amerika bersama dan mendukung kami komunitas muslim menghadapi tendensi fobia yang semakin meninggi di bawah pemerintahan sekarang.
Pertanyaannya adalah kenapa terjadi paradoks ini? Kenapa Islam tetap berkembang pesat di tengah Islamophobia yang semakin meninggi? Apa faktor-faktor yang menjadikan Islam sehingga tidak lagi terhalangi?
Faktor Islam
Islam itu adalah kebenaran yang sempurna. Keindahan yang tiada tertandingi. Kekuatan yang tidak terkalahkan. Kekurangan dan keburukan (ugliness) Islam tidak pada nilai dan ajarannya. Tapi lebih pada perilaku pemeluknya melalui misrepresentasi yang terkadang sangat menyedihkan dan mengkhawatirkan.
Islam itu damai, pemeluknya mudah emosi dan marah. Islam itu adil, pemeluknya seringkali melakukan kezhaliman dalam berbagai aspek kehidupan. Islam itu maju, pemeluknya mayoritas terbelakang, bodoh dan miskin. Islam itu mengedepankan kerja sama, pemeluknya mudah membenci dan konflik. Demikian realita saat ini.
Maka perkembangan Islam di Amerika tidak terlepas dari kesempurnaan Islam itu. Ketika warga Amerika mampu menembus batas-batas kesalahpahaman itu, galibnya karena propaganda media dan politisi, mereka akan menemukan keindahan agama ini. Keindahan dan kekuatan dalam segala aspeknya.