ANKARA, iNews.id - Turki mengecam Israel atas pembantaian rakyat Palestina yang kembali terjadi Jalur Gaza. Kali ini, lebih dari 70 orang gugur di tenda-tenda pengungsi di Khan Younis.
Kementerian Luar Negeri Turki menyatakan, serangan mematikan Israel tersebut jelas bertujuan untuk merusak perundingan gencatan senjata dengan para pejuang Hamas.
"Ini membuktikan bahwa pemerintahan Netanyahu (Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu) berusaha menghalangi perundingan gencatan senjata permanen (di Gaza)," kata Kemlu Turki dalam sebuah pernyataan yang diperoleh Sputnik, akhir pekan ini.
Ankara menambahkan, pihak berwenang Israel ternyata lebih memilih pertumpahan darah ketika mereka diharapkan untuk menanggapi reaksi positif Hamas terhadap proposal gencatan senjata yang ada. "Serangan itu hanyalah tahap lain dalam upaya pemerintahan Netanyahu untuk memusnahkan warga Palestina," bunyi permyataan itu lagi.
Serangan udara Israel terhadap tenda-tenda pengungsi di al-Mawasi Khan Younis, Jalur Gaza, Sabtu (13/7/2024), membunuh lebih dari 70 warga sipil Palestina. Israel mengklaim serangannya itu menyasar panglima militer Hamas, Mohammed Deif. Akan tetapi Hamas menegaskan, klaim pihak zionis itu cuma omong kosong belaka.
Sampai kini, masih belum jelas apakah Deif terbunuh dalam serangan udara Israel itu. Namun dikatakan bahwa Deif adalah salah satu tokoh yang merancang serangan Hamas terhadap Israel Selatan pada 7 Oktober, yang memicu perang di Gaza.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, sedikitnya 71 warga Palestina gugur dalam serangan zionis kali ini. Sementara itu, sebanyak 289 orang lainnya luka-luka.