Ironisnya, meski serangan tersebut menyebabkan banyak korban di kalangan warga sipil Gaza, militer Zionis mengklaim sudah mengikuti aturan internasional.
“Berbeda dengan serangan yang disengaja Hamas terhadap pria, wanita, dan anak-anak Israel, IDF mengikuti hukum internasional dan mengambil tindakan pencegahan yang sesuai untuk mengurangi kerugian sipil,” bunyi pernyataan militer Israel.
Serangan brutal Zionis ke dua rumah di Rafah, Gaza Selatan, pada Sabtu lalu menewaskan 24 orang, 16 di antaranya anak-anak dan enam perempuan dewasa.
Israel sebelumnya menarik sebagian besar pasukannya di Gaza selatan. Namun upaya untuk mencapai gencatan senjata telah gagal. Sebaliknya Isral mengintesifkan pengeboman terhadap wilayah di mana pasukannya ditarik.
Sementara itu Abu Ubaida, juru bicara Brigade Izzuddin Al Qassam, sayap militer Hamas, mengatakan dalam pidato 200 hari perang melawan Israel, militer Zionis telah sampai pada kehinaan dan kekalahannya selama peperangan.
Dalam video yang disiarkan stasiun televisi Al Jazeera tersebut, Abu Ubaida juga menyerukan kepada para pejuang untuk meningkatkan serangan di semua lini. Dia juga memuji Iran yang melakukan serangan langsung pertama terhadap Israel.
Hamas, lanjut dia, akan tetap berpegang pada tuntutannya dalam perundingan gencatan senjata agar Israel mengakhiri perang secara permanen, menarik semua pasukan dari Gaza, serta mengizinkan para pengungsi untuk kembali ke Gaza utara.