Rudal SAM 75 bahkan membuat negara-negara tetangga segan sehingga Indonesia mendapat julukan 'Macan Asia'.
Hal ini karena SAM 75 memiliki efek detterent yang tinggi dan terbukti andal dalam menghancurkan berbagai sasaran udara. Namun SAM 75 dinonaktifkan pada awal 1980-an setelah memayungi langit Nusantara selama 20 tahun.
Sejak itu TNI terus berbenah memperbarui sistem dan perangkat pertahanan udara, seiring perkembangan yang juga terjadi di negara lain, terutama kawasan.
TNI AU membutuhkan hadirnya satuan rudal sebagai penindak ancaman udara jarak menengah. TNI AU pun menambahkan NASAMS (National Advance Surface to Air Missile System) buatan Norwegia sebagai pengganti SAM 75.
NASAMS merupakan sistem pertahanan udara terintegrasi menggunakan rudal sebagai sarana penghancur sasaran udara, didukung radar dan pos komando sebagai sarana deteksi dan eksekusi target.
"Kemampuan NASAMS mengeliminasi sasaran di udara meliputi rudal jelajah, rudal udara-darat, jet tempur, pesawat pengebom, pesawat tanpa awak, dan helikopter," bunyi pernyataan.