UNIFIL menyebut insiden itu sebagai pelanggaran serius terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, di antaranya menyatakan bahwa tidak ada angkatan bersenjata yang boleh beroperasi di Lebanon selatan kecuali pasukan penjaga perdamaian PBB dan militer Lebanon.
Militer Lebanon mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pelanggaran Israel terhadap kedaulatannya menyebabkan ketidakstabilan di dalam negeri dan menghalangi pasukannya sendiri untuk dikerahkan di selatan.
Untuk diketahui, militer Israel menempati lima pos di Lebanon dan sering melakukan serangan udara di selatan negara itu yang dikatakan menargetkan kelompok militan Hizbullah yang didukung Iran.
Israel dan Hizbullah menyetujui gencatan senjata tahun lalu yang mewajibkan kelompok militan Lebanon tersebut untuk tidak memiliki senjata apa pun di selatan dan pasukan Israel untuk sepenuhnya mundur dari Lebanon.
Israel menuduh Hizbullah mencoba mempersenjatai kembali, sementara pemerintah Lebanon menuduh Israel melanggar perjanjian dengan tidak menarik diri dan terus melakukan serangan udara.