“Ketika macan tutul memangsa ternak Rabari, masyarakat tidak memburu pemangsa,” kata Dilip Singh Deora, penduduk lokal yang menjalankan usaha tur safari, kepada The National.
"Mereka percaya Siwa akan mengganti hewan ternak mereka berlipat ganda dan memperlakukan hewan yang dimangsa sebagai persembahan kepada tuannya," ujarnya, menambahkan.
Macan tutul bisa dengan mudah ditemui di Bera, sehingga penyelenggara tur safari tak kesulitan untuk mengajak turis masuk terlalu dalam ke hutan. Kucing-kucing besar itu bertengger di bebatuan di dalam dan sekitar 10 desa di Bera, bahkan jalan-jalan santai di tempat publik.
“Banyak turis terkejut ketika mereka melihat macan tutul bergerak di sekitar kuil desa dengan bebas, bahkan saat pendeta melakukan ritual harian tidak terpengaruh. Begitulah kehidupan di Bera,” kata Dilip.
Dheeraj Mali, seorang juru foto satwa liar Bera, percaya kucing besar di daerah itu telah beradaptasi dengan keberadaan manusia. Oleh karena itu macan tutul tak lagi buas terhadap manusia.
Anehnya, apa yang terjadi di Bera tak berlaku di wilayah India lainnya, meski menjalankan keyakinan yang sama. Warga seringkali menjadi sasaran serangan kucing besar seperti harimau.