Jejak Hubungan Putin dengan 4 Presiden AS yang Tak Pernah Langgeng

Nathania Riris Michico
Presiden Rusia Vladimir Putin. (Foto: Mikhail Klimentyev/ANN)

MOSKOW, iNews.id - Selama lebih dari 18 tahun berkuasa di Rusia, Presiden Vladimir Putin bertemu dengan empat presiden Amerika Serikat (AS). Namun, pertemuan dengan empat presiden AS tidak membuahkan hubungan Rusia dan AS yang langgeng.

Kali ini, dia akan bertemu dengan Presiden Donald Trump di Helsinki, Finlandia. Dengan Trump, hubungan keduaya juga mengalami pasang surut bahkan Trump menyebut Putin sebagai pesaingnya.

Berikut ringkasan hubungan antara Putin dan para pemimpin AS, menjelang pertemuan puncaknya dengan Trump:

1. Putin dan Bill Clinton

Putin menjadi perdana menteri pada 1999 saat hubungan hangat yang terjalin antara Presiden Boris Yeltsin dengan Presiden Bill Clinton berhasil meredakan konflik Kosovo.

Rusia marah atas serangan udara yang dipimpin NATO terhadap sekutunya, Serbia, sebagai tanggapan atas pembantaian di Kosovo. Putin menjabat sebagai perdana menteri hingga berbulan-bulan setelah peristiwa itu.

2. Putin dan George W Bush

Pada 2001, hubungan AS dan Rusia mencair di bawah kepemimpinan Presiden George W Bush dan Putin, yang saat itu sudah menjabat sebagai presiden Rusia. Putin menawarkan dukungan Rusia dalam memerangi terorisme setelah serangan 11 September 2001.

Pada Juni 2001, saat konferensi pers bersama Putin, Bush mengatakan mitranya itu merupakan orang yang bisa dipercaya.

"Saya melihat pria itu di mata saya. Saya tahu bahwa dia sangat blak-blakan dan dapat dipercaya. saya bisa merasakan jiwanya," kata Bush.

Hubungan hangat itu kembali runtuh akibat rencana AS terkait perisai rudal di Eropa timur, invasi AS ke Irak, serta dukungan untuk Revolusi Oranye pro-Barat di Ukraina.

3. Putin dan Barack Obama

Presiden Barack Obama berjanji mengulang hubungan baik dengan Rusia, di bawah kuasa Putin sebagai perdana menteri yang kemudian menjadi presiden lagi pada 2012.

Kemajuan dalam hubungan terjalin, antara lain saat penandatanganan perjanjian pelucutan senjata nuklir pada 2010. Tapi kesepakatan itu tidak bertahan lama.

Kedua negara saling menjatuhkan sanksi pada 2012 atas kematian seorang pengacara anti-korupsi Rusia serta berselisih terkait kejatuhan pemimpin Libya Moamer Ghadafi.

Di pemerintahan Obama pula, Barat mendukung pemberontakan melawan kepemimpinan pro-Rusia di Ukraina. Selain itu mereka juga berseberangan terkait perang sipil Suriah.

4. Putin dan Donald Trump

Donald Trump berjanji memperbaiki hubungan AS dengan Rusia dalam kampanyenya pada 2016. Sejak menjabat presiden AS pada 2017, Trump diguncang tuduhan campur tangan Rusia dalam pilpres, serta adanya kolusi antara Kremlin dan tim kampanyenya.

Kedua negara juga saling mengusir diplomat terkait tuduhan serangan atas mantan agen ganda Rusia di Inggris, Sergei Skripal.

Saling menjatuhkan sanksi juga masih mewarnai pemerintahan Trump dan Putin.

Janji Trump untuk memulihkan hubungan dengan Rusia akan diuji dalam pertemuan hari ini di Helsinki, Finlandia. Rencananya, mereka akan membahas beberapa isu sensitif, seperti perang sipil di Suriah, konflik Ukraina, serta tuduhan campur tangan Rusia dalam pilpres AS 2016.

Editor : Nathania Riris Michico
Artikel Terkait
Internasional
8 jam lalu

Rusia Sindir AS: Rudal Burevestnik dan Poseidon Bukan Uji Coba Nuklir, Pemahaman Dangkal!

Internasional
9 jam lalu

Trump Bakal Berikan Bansos Rp33 Juta ke Setiap Warga AS, Bisa untuk Meringankan Pajak

Internasional
10 jam lalu

Senat Sepakati Anggaran, Shut Down Pemerintah AS Berakhir!

Internasional
12 jam lalu

Rusia: Pernyataan Trump soal Uji Coba Nuklir AS Sangat Jelas, Tak Ambigu

Internasional
13 jam lalu

Trump Sebut Amerika Negara Nuklir Nomor 1, Rusia Nomor 2 dan China Ke-3

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal