"Kami mengerti bahwa beberapa rudal tersebut (milik Korut) disebut akan menyulitkan kami untuk meresponsnya dengan peralatan konvensional kami," ujarnya.
Kato menolak memberikan rincian analisis Jepang terhadap rudal yang ditampilkan oleh Korea Utara. Dia hanya mengatakan bahwa Jepang akan terus bekerja sama dengan AS dan negara terkait lainnya untuk memperbarui alat utama sistem pertahanan.
Selama delapan tahun di bawah masa kepemimpinan Shinzo Abe, Jepang memperluas peran militernya di bawah aliansi Jepang-AS di tengah meningkatnya ancaman dari Korea Utara dan China.
Jepang berulang kali menyebut China dan Korea Utara sebagai ancaman serius terhadap keamanan regionalnya. Tokyo saat ini tengah mempelajari perubahan besar pada kebijakan sistem pertahanan anti-rudal yang mencakup kemungkinan mengembangkan kemampuan pencegatan lebih awal serangan di dekat pangkalan musuh.
Perdana menteri baru pengganti Abe, Yoshihide Suga dan pemerintahannya diharapkan menyusun rencana pengembangan pertahanan anti-rudal baru akhir tahun ini.