Peneliti dari Institut Brasil di Wilson Center di Washington, Paulo Sotero menuturkan, Bolsonaro kemungkinan harus mencari hubungan persahabatan pragmatis dengan pemerintahan Biden. “Butuh banyak pekerjaan untuk menjalin dialog,” katanya.
“Dia (Bolsonaro) jelas harus bergerak cepat untuk mengganti beberapa personel kunci, terutama Menteri Lingkungan Hidup (Brasil) yang kontroversial, Ricardo Salles,” ucap Sotero.
Sementara, pemerintah Biden pada bagiannya juga bakal berkepentingan untuk mempertahankan Brasil sebagai mitra AS, terutama dalam berbagai persoalan mulai dari isu lingkungan hingga konflik dengan Venezuela dan China.
Meskipun tagar #BolsonaroIsNext (maksudnya setelah Trump tumbang, giliran berikutnya adalah Bolsonaro—red) menjadi tren di Twitter di Brasil pascakekalahan Trump, adalah kesalahan besar menganggap remeh kekuatan Bolsonaro di dalam negeri. Menurut beberapa hasil polling, pria itu masih memiliki dukungan yang kuat dari rakyat Brasil.