Mayoritas hasil survei sejauh ini mengunggulkan Biden atas Trump dalam perebutan kursi presiden AS. Ditambah dengan dukungan dana yang kuat, kans politikus Partai Demokrat itu untuk menjadi orang nomor satu di negeri Paman Sam semestinya makin terbuka lebar.
Akan tetapi, fakta di kemudian hari bisa saja berkata lain. Menjadi unggul di survei dan mendapat pendanaan besar saat kampanye bukan jaminan bagi seorang kandidat bisa menjadi presiden AS dengan mudah.
Pilpres AS 2016 sudah membuktikannya. Pada waktu itu, berbagai hasil survei selalu menunggulkan Hillary Clinton atas Donald Trump. Selain itu, dana kampanye yang diperoleh dan dihabiskan Clinton juga jauh lebih besar daripada Trump.
Seperti dicatat Bloomberg, pada Pilpres 2016, Clinton mampu menghimpun dana kampanye dengan total 1,19 miliar dolar AS. Dari jumlah itu, yang terpakai sekitar 1,18 miliar dolar AS.
Sementara, Trump pada pemilu empat tahun lalu hanya memiliki dana kampanye dengan total 646,8 juta dolar AS. Hingga pilpres berakhir dan dinyatakan sebagai pemenang, Trump masih menyisakan dana kampanye sebesar 31,5 juta dolar AS.