SEOUL, iNews.id – Pemerintah Korea Selatan pada hari ini memerintahkan inspeksi keselamatan darurat di berbagai lokasi industri yang dinilai berisiko tinggi. Perintah itu muncul sehari setelah kebakaran di pabrik baterai litium di Hwaesong, yang menewaskan 22 pekerja.
Lokasi kebakaran itu berjarak sekitar 45 km dari Ibu Kota Seoul. Selain korban tewas, satu orang lainnya masih hilang. Sejumlah petugas dari berbagai instansi, termasuk Badan Forensik Nasional Korea, polisi, dan pemadam kebakaran, pada Selasa (25/6/2024) ini memasuki pabrik sebagai bagian dari penyelidikan bersama.
Kebakaran yang terjadi di dalam gudang dengan 35.000 baterai litium itu menghasilkan asap beracun. Pada saat kejadian, para pekerja kemungkinan besar kehilangan kesadaran dan meninggal dalam hitungan detik, menurut petugas pemadam kebakaran.
“Saya meminta Kementerian Tenaga Kerja dan Industri serta Badan Pemadam Kebakaran Nasional untuk segera melakukan inspeksi keselamatan dan, jika ada kekhawatiran akan terjadi kecelakaan, segera mengambil tindakan,” kata Perdana Menteri Korsel, Han Duck Soo, pada rapat kabinet.
Sebanyak 17 dari 22 pekerja yang meninggal adalah warga China. Satu pekerja diidentifikasi sebagai warga Laos. Sementara empat korban lainnya tidak disebutkan dari negara mana. Kebanyakan dari mereka dipekerjakan sementara di pabrik pengepakan baterai litium primer yang dijalankan oleh perusahaan yang tidak terdaftar di bursa, Aricell. Pabrik tersebut berada di Hwaseong, sebuah klaster industri di barat daya Seoul.