AS dan China terlibat ketegangan dalam sengketa Laut China Selatan. Beijing menuduh Washington berupaya mengambil keuntungan di perairan internasional itu dengan dalih membantu negara-negara Asia bersengketa dengan China.
Selain itu, sikap AS yang bersedia membantu Taiwan dalam menambah peralatan tempurnya membuat China semakin geram. Kehadiran militer AS di Laut China Selatan dianggap hanya akan memperkeruh suasana ketimbang 'menjaga stabilitas kawasan Asia-Pasifik.
"Fakta telah membuktikan bahwa AS adalah pendorong terbesar militerisasi. Faktor eksternal paling berbahaya di Laut China Selatan," lanjut isi pernyataan Kedutaan China.
Kedutaan AS di Manila belum memberikan tanggapan mengenai pernyataan Kedubes China tersebut.
China mengklaim 90% Laut China Selatan termasuk wilayah yang diklaim oleh Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam. Pengadilan internasional pada tahun 2016 memutuskan bahwa klaim ekspansif China, berdasarkan peta historisnya, tidak sejalan dengan hukum internasional.
Amerika Serikat telah berulang kali mengirim kapal perang ke jalur perairan strategis untuk menunjukkan kebebasan navigasi di sana.