Serangan itu justru dilakukan 2 hari setelah Mahkamah Internasional (ICJ) memerintahkan Israel untuk menghentikan operasi ke Rafah. Ini merupakan pembangkangan terang-terangan Israel terhadap perintah pengadilan tertinggi PBB tersebut.
Sekutu dekat Israel, Amerika Serikat (AS) mengutuk serangan di Rafah, namun tak akan mengubah kebijakannya dalam mendukung negara Yahudi tersebut.
Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby menegaskan pemerintah mengutuk hilangnya nyawa warga sipil Palestina, namun memberi kesempatan kepada Israel terus menyelidiki serangan tersebut.
“Kami tidak ingin melihat satu pun nyawa tak berdosa terenggut dan saya agak tersinggung dengan pertanyaan itu,” kata Kirby, dikutip dari Anadolu.
Dia menambahkan Presiden Joe Biden juga melihat video dan foto yang beredar sebelum menbuat pertimbangan untuk mengubah kebijakan.
“Kita tak menutup mata dengan kejadian ini, juga bukan sesuatu yang kita abaikan atau biarkan untuk menyampaikan kepada teman-teman Israel akhir pekan ini sebagai akibat dari serangan tersebut. Sekarang mereka sedang menyelidikinya. Jadi mari kita beri mereka kesempatan menyelidiki dan melihat apa yang mereka hasilkan,” ujarnya, lagi.
Namun dia menegaskan dukungan AS terhadap perang Israel di Jalur Gaza tidak akan berubah. Dia beralasan serangan Israel sejauh ini bukan operasi darat besar-besaran yang menjadi garis merah dari Biden.